Bagaimana memulai bisnis baru dari rumah ? Pertanyaan itu seringkali merupakan gambaran bagi pemula yang ingin memulai sebuah bisnis baru. Motivasi untuk berbisnis kuat tetapi untuk menentukan bisnis yang cocok kadangkala cukup sulit. Namun, jangan berkecil hati, untuk menentukan atau memulai sebuah bisnis, sebenarnya tidak terlalu sulit. Ide bisnis atau mengawali bisnis banyak dijumpai dimana-mana. Ide bisa datang dari lingkungan di mana kita bekerja, dari hobi, pengalaman sehari-hari atau melalui pengamatan mengenai sebuah fenomena bisnis di sekitar kita.


Hobi, pengamatan, mengcreate ide-ide baru bahkan meniru (follower) bisnis yang sudah ada adalah salah satu cara untuk memulai sebuah bisnis baru. Tetapi meniru atau memulai bisnis baru tidak semudah yang diduga. Ada sebuah persepsi yang beredar bahwa mengawali sebuah bisnis atau melakukan bisnis pertama kali 75% nya adalah gagal sementara 25% nya berhasil. Oleh karena itu, jarang sekali di kalangan pebisnis memulai bisnis ini dengan modal pinjaman. Ini juga berlaku pada bisnis skala rumahan yang umumnya tidak memerlukan modal besar.


Sebaiknya, untuk memulai bisnis pertama kali jangan memakai modal pinjaman. Risikonya, jika bangkrut kita pusing harus mengembalikan pinjaman tersebut. Namun, jangan berkecil hati karena kegagalan bisa dieliminir atau direduksi bila kita melakukan strategi yang tepat. Banyak juga di antara pelaku bisnis pemula yang sukses menjalankan usahanya hingga besar seperti sekarang.


Rencana matang adalah salah satu syarat mutlak saat kita melakukan bisnis. Sekecil apapun bisnis yang akan kita lakukan memerlukan sebuah rencana. Siapa target pasarnya? Di mana produk atau jasa itu dipasarkan? Seorang pengusaha hebat seperti Bob Sadino mengatakan bahwa untuk memulai usaha tidak seharusnya membuat terlalu banyak rencana karena apabila terlalu banyak rencana maka bisnis kita tidak akan berjalan tetapi hanya berisi rencana-rencana saja. Jadi, lebih baik memilih rencana yang tepat dan apabila terjadi suatu masalah barulah kita membuat rencana kembali untuk memperbaiki bisnis kita. Selain itu, kita tidak bisa melakukan bisnis hanya dengan motivasi yang kuat saja karena banyak sekali kegagalan yang dialami oleh para pebisnis pemula yang memulai dengan modal semangat.


Strategi lainnya adalah berhemat. Kurangilah biaya-biaya yang tidak perlu. Fokuskan biaya yang dikeluarkan hanya untuk kepentingan bisnis. Jangan dipakai untuk yang lainnya. Carilah pelanggan yang berdaya beli, bila perlu bujuklah teman dekat kita untuk terlibat dalam bisnis atau sebagai pelanggan. Setelah itu, mintalah rekomendasi dari mereka untuk menambah pelanggan kita. Untuk memperluas pasar, carilah koneksi dan bentuklah jejaring (networking). Koneksi atau jaringan pertemanan tidak selamanya buruk tetapi lewat cara ini bisnis kita akan mudah dikenal.


Selain itu, beriklanlah atau berpromosi, bila perlu kita mengikuti ekspo atau pameran untuk mendukung pemasaran bisnis kita. Jika tidak memiliki biaya, pakailah sistem barter. Cara ini diyakini merupakan sarana yang ampuh untuk menjadikan bisinis kita dikenal. Perlu diingat, sebelum melakukan semuanya, hal yang harus diperhatikan adalah membuat sistem, baik itu untuk keuangan usaha dan operasionalisasi bisnis kita. Bisnis kita tidak akan berhasil dengan bagus bila kita tidak memiliki sebuah sistem. Sekecil apapun atau sesederhana sistem itu sangat penting dan harus kita punya untuk menjalankan bisnis. Jika beberapa hal itu sudah dilakukan, persepsi tentang 75% bisnis pertama kali akan bangkrut menjadi hilang.





*** SELAMAT MEMULAI BISNIS ***

Wawancara kerja selalu menjadi bagian yang menakutkan yang harus dihadapi para pelamar kerja. Indeks Prestasi semasa kuliah tak ada kaitannya dengan jawaban-jawaban yang diberikan saat wawancara. Keadaan ini mengharuskan kita berhadapan langsung dengan calon atasan. Orang yang pintar sekalipun mungkin saja terpeleset lidah dan mengucapkan sesuatu yang membuat citranya buruk di depan pewawancara. Itulah mengapa perlu dibutuhkan persiapan ekstra menghadapi wawancara, setidaknya kita tidak akan mendapat kejutan, bahkan mungkin merasa nyaman saat menjalani wawancara kerja.

Marci Alboher dari Working the New Economy mengumpulkan 6 pertanyaan yang paling umum diajukan dan bagaimana menjawabnya secara tepat. Tentu saja tidak ada jawaban yang benar maupun salah, tetapi bagaimana cara berpikir untuk menjawab pertanyaan itulah yang membawa kita ke proses selanjutnya. Cobalah amati jawaban-jawaban yang disarankan beberapa career coach andal yang membuat kita mempunyai ide bagus untuk jawabannya.


“APA KELEMAHAN ANDA?”

Kunci menjawabnya, tidak lain dengan sesuatu yang jujur tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap pekerjaan ( menurut pendapat Miriam Salpeter sorang career coach ). Sebenarnya yang lebih penting dari pertanyaan ini adalah bagaimana kita mengatasi kelemahan itu. Miriam memberikan contoh bagaimana seorang programmer komputer sebaiknya menjawab, “Bicara di depan banyak orang membuat saya takut, tetapi saya berusaha menjadi pembicara yang lebih baik. Saya ikut kursus public speaking, berlatih bicara di depan cermin, membayangkan ada kerumunan orang di hadapan saya.” Ini contoh yang baik, bicara di depan publik bukan sesuatu yang penting bagi pekerjaan programmer. Miriam mengingatkan untuk tidak mengatakan satu hal, yakni Anda perfeksionis. Biasanya tidak ada seorang pun yang ingin bekerja sama dengan orang yang perfeksionis.


“COBA CERITAKAN PADA SAYA MENGENAI DIRI ANDA”

Sering juga dinyatakan dengan kalimat lain, seperti “Mengapa Anda pikir Anda orang yang paling tepat untuk pekerjaan ini?” atau “Mengapa kami harus mempekerjakan Anda?” atau “Apa yang membedakan Anda dari kandidat lain?”. Pertanyaan ini bukanlah undangan bagi kita untuk menuturkan biografi tetapi lebih sebagai kesempatan untuk mengambil beberapa poin penting dari cerita kita yang bisa dimanfaatkan untuk menyesuaikannya dengan posisi yang diincar. Jika kita lahir dan dibesarkan di Jakarta misalnya, menjadi topik bagus jika kita mengincar posisi pemasaran di perusahaan pariwisata. Tetapi ini tidak penting jika kita mengincar jabatan di perusahaan internasional. Kecuali jika kita fasih berbicara dalam 3 bahasa asing dan pernah bekerja di luar negeri.


“ANDA PERNAH GAGAL? BAGAIMANA MENGATASINYA?”

Manusiawi jika kita melakukan kesalahan. Yang terpenting, bagaimana kita memilih cerita yang bisa menunjukkan apa yang kita pelajari dari pengalaman itu. Career coach Chandlee Bryan memberi contoh klasik yang bisa dijadikan pedoman, ketika kita diberi banyak tanggung jawab atau setuju melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sempat dilakukan karena keterbatasan waktu. Cara mengatasinya sederhana saja. Bahwa setelah kesalahan yang satu itu kita sudah tahu komitmen seperti apa yang bisa diberikan dalam jangka waktu tertentu.


“PERUBAHAN APA YANG ANDA BAWA KE DALAM PERUSAHAAN KAMI JIKA ANDA MASUK TIM KAMI?”

Penulis buku Get the Job You Want Even When No One is Hiring. Ford R Mayers mengingatkan untuk berhati-hati menjawab pertanyaan ini. Tidak peduli betapa nyamannya perasaan kita dalam situasi ini. Kita tetap saja outsider, orang luar, dan belum tahu cerita di dalam perusahaan tersebut. Jika saran kita bagus pun, kita bisa saja membuat mereka kelihatan seperti idiot, jika mereka memandangnya secara berbeda. Dan jika kita mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan budaya perusahaan, kita sendiri yang terlihat seperti idiot. Jadi bagaimana menjawab pertanyaan seperti ini, Ford berkata lebih baik mengatakan, “Saya tak bisa menjadi dokter yang baik jika saya memberikan diagnosis sebelum memeriksa pasien. Jika saya dipekerjakan, saya akan mengamati apa yang terjadi dan berbicara dengan banyak orang. Dan setelah memeriksa situasinya secara menyeluruh, saya akan mendatangi Anda dengan masukan-masukan berharga. Mudah-mudahan kita dapat berkolaborasi dan menemukan solusi yang paling tepat.”


“MENGAPA ANDA KEMBALI KE BIDANG ATAU PERUSAHAAN YANG TELAH ANDA TINGGALKAN?”

Chandlee mengingatkan kunci menjawab pertanyaan ini dengan menampilkan waktu kita berada di luar bidang sebagai pengalaman belajar dan fokus pada apa yang kita tahu saat ini. Kita juga dapat menambahkan saat-saat berada di luar bidang membantu kita memahami, kita tampaknya lebih cocok bekerja di perusahaan besar ketimbang perusahaan kecil, misalnya atau mengenai perbedaan budaya dan berikan alasan mengapa perusahaan ini lebih cocok bagi kita.


“BERAPA GAJI YANG ANDA INGINKAN JIKA BEKERJA DI PERUSAHAAN KAMI?”

Untuk menjawab pertanyaan ini janganlah kita menjawabnya dengan kata “terserah perusahaan” karena akan menimbulkan image bahwa kita tidak percaya akan kemampuan kita di perusahaan. Sebaiknya kita menjawabnya dengan apa adanya sesuai dengan kemampuan kita.sehingga menimbulkan kesan bahwa kita mempunyai sesuatu yang lebih dibandingkan pelamar kerja yang lain.



*** Semoga Sukses ***